Memperkenalkan MRG-B2100R, tambahan baru dari MR-G, jajaran unggulan G-SHOCK yang melambangkan kekuatan dan keindahan tertinggi. Jam tangan baru yang menawan ini dilengkapi bezel segi delapan dan warna biru tradisional khas Jepang ao-zumi. Desain dialnya terinspirasi dari teknik pengerjaan kayu tradisional Jepang kigumi, dan skema warnanya dari ao-zumi, corak warna hitam legam dengan nuansa biru unik yang diciptakan saat pembuatan tinta sumi dengan pemadatan pigmen warna biru. Corak warna ini sering kali digunakan pada kaligrafi Jepang shodo dan lukisan tinta cair yang secara alami muncul sebagai warna hitam yang akan berubah menjadi biru seiring berjalannya waktu.
MRG-B2100R terinspirasi kekuatan ao-zumi yang tenang, warna dalam budaya Jepang yang dicintai sejak zaman dahulu. Jam tangan ini mengajak Anda mengeksplorasi perspektif bahwa perjalanan waktu hanya memperdalam karakter, untuk perpaduan yang harmonis dengan esensi spiritual Jepang
Ao-zumi: Corak warna tradisional Jepang yang diapresiasi sejak zaman dahulu

Ao-zumi adalah corak warna yang berasal dari tinta sumi hitam yang digunakan pada kaligrafi Jepang tradisional dan suibokuga, lukisan tinta cair monokrom. Warna biru keabuan yang khas ini diperoleh dari gabungan pigmen atau produk sampingan proses pembuatan pewarna indigo menjadi tinta. Warna ini juga secara alami muncul sebagai tinta sumi yang menua seiring berjalannya waktu, berubah menjadi warna kebiruan kalem. Dengan warna dasar abu-abu kalem, ao-zumi memberikan kualitas yang sempurna dan halus pada kaligrafi serta karya seni.
Nuansa indigo dan warna biru lainnya merupakan sumber inspirasi yang kaya di Jepang sejak zaman dahulu. Pada abad ke-17 hingga 19, indigo menjadi sangat populer. Pewarna ini banyak digunakan untuk mewarnai berbagai macam item, mulai dari kimono dan handuk tangan hingga tirai noren yang menghiasi pintu masuk toko.
Kain yang diwarnai dengan pewarna berbasis tanaman indigo alami tidak mudah memudar sehingga keindahannya dapat bertahan seiring berjalannya waktu. Teknik ini juga sangat praktis karena tidak hanya memberikan ketahanan, tetapi juga memberikan sifat antibakteri dan antiserangga pada produk tekstil.
Sebuah pepatah yang dikaitkan dengan filsuf Xunzi menyebutkan biru indigo sebagai “lebih biru dari biru” dari tanaman indigo asalnya. Pepatah ini digunakan sebagai metafora untuk siswa yang dapat melampaui masternya. Warna biru ini juga melambangkan perjalanan warna sepanjang waktu yang berkembang secara terus menerus dan bertahan dari generasi ke generasi.
Melimpahnya bahan pewarna indigo di Jepang membuat Robert William Atkinson (1850-1929), seorang ahli kimia Inggris, takjub ketika mengunjungi Jepang dua kali pada akhir abad ke-19 dan kemudian menjadi profesor di sana. Beliau sangat terkesan dengan corak warna tersebut sehingga menciptakan istilah “Biru Jepang”.
Biru juga dikenal sebagai warna yang kalem dan dapat meningkatkan fokus. Menggunakan warna ini pada zaman dahulu dapat diartikan sebagai cara untuk menginspirasi diri sendiri atau mencari ketenangan dan kenyamanan.

Kemampuan ao-zumi untuk berubah menjadi warna lebih gelap dan menciptakan warna yang lebih kaya dari waktu ke waktu adalah faktor signifikan daya tarik tradisional kaligrafi dan lukisan tinta cair Jepang. Preferensi ini juga menggambarkan tradisi yang sudah ada sejak lama di Jepang, yaitu menghargai dan peduli terhadap sesuatu. Mempertahankan alat dan menerapkan dengan kepedulian dapat diartikan sebagai kebijakan, dan warna biru melambangkan jiwa keselarasan Jepang yang unik ini.
MRG-B5000BA-1JR: Menampilkan motif ao-zumi
MRG-B5000 adalah bukti evolusi dan warisan G-SHOCK yang memadukan teknologi canggih jajaran MR-G dengan model G-SHOCK asli. Jam tangan ini juga dilengkapi motif ao-zumi yang tercermin pada detail desainnya yang cermat. Endapan uap biru pada kristal safirnya serta lapisan ion biru pada komponen bezel dan pin tali jamnya menggugah esensi ao-zumi, menciptakan tampilan dan nuansa anggun nan damai.
Esensi kaligrafi Jepang dan hubungannya dengan seni bela diri
Pada kaligrafi shodo Jepang, proses kreasinya dijiwai oleh keindahan yang melampaui hasil akhirnya. Saat ahli kaligrafi mencelupkan kuasnya ke penggosok tinta dari batu tinta dan membawanya ke kertas, setiap gerakannya sangat teliti dan anggun. Dengan lengan yang digulung ke atas agar tidak terkena tinta, ahli kaligrafi menerapkan ketelitian dan keanggunan dalam gerakannya yang tajam dan fleksibel. Sapuan kuasnya bagaikan membelah udara. Setiap sapuannya memberikan kesan ketegangan yang nyata dan konsentrasi yang intens, menggambarkan jiwa shodo dan mencerminkan sifat disiplin serta konsentrasi yang ada pada seni bela diri.
Miyamoto Musashi, ahli pedang dan seniman legendaris Jepang, menyokong pentingnya mempelajari berbagai disiplin di luar seni bela diri untuk menguasai seni ilmu pedang. Dengan landasan Zen, Musashi juga menciptakan berbagai karya kaligrafi dan lukisan tinta cair yang mengagumkan. Karya strategi terkenalnya adalah Gorin no Sho (“Buku Lima Unsur”), yang merefleksikan wawasan spiritualnya yang mendalam. Karya ini selaras dengan pembaca modern hingga saat ini, termasuk profesional bisnis, sebagai panduan strategi dan filosofi.
Mungkin terdapat kualitas tertentu yang sama antara prajurit yang mempertaruhkan nyawa mereka untuk momen kemenangan sekejap dengan ahli kaligrafi yang mencurahkan segenap hati dan jiwa mereka di setiap sentuhan kuasnya. Keduanya merupakan perwujudan kesadaran sifat ganda waktu, yaitu fana dan abadi. Mereka memiliki kekuatan yang tenang dan tersembunyi, serta mengikuti jalur yang dibentuk oleh keyakinan yang tangguh.
Di dunia dengan tempo perubahan yang semakin cepat ini, terdapat nilai yang abadi: corak warna biru yang sangat dicintai di Jepang; kesempurnaan pengerjaan tradisional. Ao-zumi merupakan kristalisasi dari aspek budaya Jepang abadi ini.
Dirancang agar selaras dengan kekuatan dan keindahan ao-zumi, MRG-B2100R berharap menjadi pendamping setia pemakainya, mewujudkan ketenangan sifatnya yang mengasah jiwa dan membawa esensi budaya Jepang ke masa depan.
Dial jam tangan ini terinspirasi dari teknik pengerjaan kayu tradisional kigumi, yang dilengkapi desain kisi-kisi dengan finishing corak biru ao-zumi yang menggugah, menampilkan kepekaan estetika Jepang.

MRG-B2100R menyatukan keanggunan tradisional dengan daya tahan khas G-SHOCK untuk sebuah jam tangan yang menghormati warisan Jepang sekaligus menghadirkan ketangguhan yang luar biasa.
Warna aksen birunya sangat kontras dengan sisi casing.

Desain casing multikomponen MR-G memastikan hasil akhir yang sempurna dan indah, bahkan di area yang sulit dipoles seperti bagian berceruk sekali pun.

MRG-B2100R-2A
Bluetooth® / MULTIBAND 6 / TOUGH SOLAR /
Jajaran Produksi Premium